Asal Mula Hiasan Wajah Labu saat Halloween
Jumat, 17 Oktober 2014
Tambah Komentar
Tradisi dan budaya selalu memainkan peran besar dalam memperingati hari libur. Natal membawa tradisi unik seperti memasang pohon natal dan menyanyikan lagu-lagu untuk orang asing. Saat thanksgiving biasanya ada lebih banyak makanan daripada hari-hari biasa. Hari Kemerdekaan sangat erat kembang api dan perayaan rakyat. Tapi Halloween mungkin lebih kaya dalam tradisi dan sejarah yang mengiringinya. Tapi tahukah Anda asal mula wajah labu ketika Halloween?
Anak-anak memakai kostum dan pergi rumah ke rumah, meminta permen dengan teriakan yang akrab "trick or treat". Tapi, ada satu lagi tradisi Halloween yang berasal dari Irlandia yang sudah menyebar hampir di seluruh Amerika Serikat pada tanggal 31 Oktober, yaitu tradisi mengukir wajah pada labu yang disebut dengan jack-o'-lantern.
Seperti kebanyakan cerita rakyat, sejarah jack-o'-lantern sangat bervariasi tergantung pada asal-usul orang yang bercerita. Tapi semua cerita yang melibatkan seorang pemabuk cerdik dan iblis. Legenda mengatakan, di abad ke-18 di Irlandia, seorang pemabuk bermulut kotor bernama Stingy Jack meminta iblis untuk menemaninya minum-minum. Ketika selesai keduanya bersitegang tentang siapa yang harus membayar. Jack meminta iblis untuk menanganinya, dan iblis berpikir bahwa Jack yang harus membayar. Karena memang Jack tidak punya uang, dia kemudian meyakinkan iblis untuk mengubah dirinya sendiri menjadi enam koin untuk membayar. Iblis menurutinya tapi Jack tidak menggunakannya untuk membayar. Ia memasukkannya ke kantong bersama dengan sebuah salib perak.
Iblis terjebak dalam saku Jack, terjebak karena adanya salib tersebut, tapi Jack memutuskan untuk membiarkan dia keluar, memberitahu si iblis bahwa dia tidak akan menemui Jack dalam jangka waktu sampai 10 tahun, tergantung pada siapa bertanya. Iblis tidak punya pilihan lain dan setuju. Pada akhir jangka waktu yang disepakati, iblis menemui Jack untuk menagih janji. Entah bagaimana, Jack meyakinkannya untuk memanjat pohon untuk memetik sebuah apel untuknya sebelum mereka berangkat ke neraka. Sekali lagi, Jack mengukir salib ke batang pohon tersebut, dan meninggalkannya terdampar di tempat yang membuat iblis tidak bisa kemana-mana.
Jack merasa bersalah, kemudian ia membuat perjanjian untuk menurunkan si iblis dan tidak menagih jiwanya ke neraka. Iblis sekali lagi tidak punya pilihan lain, jadi dia setuju. Ketika Jack meninggal, St. Peter menolaknya ketika ia di gerbang surga karena semua yang telah terjadi. Tapi, iblis tidak bisa membiarkan Jack ke neraka, sesuai kesepakatan mereka di bawah pohon. Pada akhirnya, iblis memberi Jack sebuah batu yang terbakar untuk menerangi jalan melalui api penyucian.
Keluarga dalam bangsa Irlandia menceritakan kisah tersebut dan mulai mengukir lobak di jendela mereka untuk mencegah Stingy Jack dan hantu lainnya memasuki rumah. Beberapa memiliki wajah menakutkan yang diukir untuk mengusir setiap pendatang. Setelah tradisi ini melanda Amerika Serikat, imigran Irlandia segera menyadari bahwa labu, adalah buah yang ideal untuk mengukir hal tersebut. Itulah mengapa Anda banyak jack-o'-lantern di beranda sekitar rumah-rumah ketika Halloween.
Anak-anak memakai kostum dan pergi rumah ke rumah, meminta permen dengan teriakan yang akrab "trick or treat". Tapi, ada satu lagi tradisi Halloween yang berasal dari Irlandia yang sudah menyebar hampir di seluruh Amerika Serikat pada tanggal 31 Oktober, yaitu tradisi mengukir wajah pada labu yang disebut dengan jack-o'-lantern.
Seperti kebanyakan cerita rakyat, sejarah jack-o'-lantern sangat bervariasi tergantung pada asal-usul orang yang bercerita. Tapi semua cerita yang melibatkan seorang pemabuk cerdik dan iblis. Legenda mengatakan, di abad ke-18 di Irlandia, seorang pemabuk bermulut kotor bernama Stingy Jack meminta iblis untuk menemaninya minum-minum. Ketika selesai keduanya bersitegang tentang siapa yang harus membayar. Jack meminta iblis untuk menanganinya, dan iblis berpikir bahwa Jack yang harus membayar. Karena memang Jack tidak punya uang, dia kemudian meyakinkan iblis untuk mengubah dirinya sendiri menjadi enam koin untuk membayar. Iblis menurutinya tapi Jack tidak menggunakannya untuk membayar. Ia memasukkannya ke kantong bersama dengan sebuah salib perak.
Iblis terjebak dalam saku Jack, terjebak karena adanya salib tersebut, tapi Jack memutuskan untuk membiarkan dia keluar, memberitahu si iblis bahwa dia tidak akan menemui Jack dalam jangka waktu sampai 10 tahun, tergantung pada siapa bertanya. Iblis tidak punya pilihan lain dan setuju. Pada akhir jangka waktu yang disepakati, iblis menemui Jack untuk menagih janji. Entah bagaimana, Jack meyakinkannya untuk memanjat pohon untuk memetik sebuah apel untuknya sebelum mereka berangkat ke neraka. Sekali lagi, Jack mengukir salib ke batang pohon tersebut, dan meninggalkannya terdampar di tempat yang membuat iblis tidak bisa kemana-mana.
Jack merasa bersalah, kemudian ia membuat perjanjian untuk menurunkan si iblis dan tidak menagih jiwanya ke neraka. Iblis sekali lagi tidak punya pilihan lain, jadi dia setuju. Ketika Jack meninggal, St. Peter menolaknya ketika ia di gerbang surga karena semua yang telah terjadi. Tapi, iblis tidak bisa membiarkan Jack ke neraka, sesuai kesepakatan mereka di bawah pohon. Pada akhirnya, iblis memberi Jack sebuah batu yang terbakar untuk menerangi jalan melalui api penyucian.
Keluarga dalam bangsa Irlandia menceritakan kisah tersebut dan mulai mengukir lobak di jendela mereka untuk mencegah Stingy Jack dan hantu lainnya memasuki rumah. Beberapa memiliki wajah menakutkan yang diukir untuk mengusir setiap pendatang. Setelah tradisi ini melanda Amerika Serikat, imigran Irlandia segera menyadari bahwa labu, adalah buah yang ideal untuk mengukir hal tersebut. Itulah mengapa Anda banyak jack-o'-lantern di beranda sekitar rumah-rumah ketika Halloween.
image:wikimedia.org
Belum ada Komentar untuk "Asal Mula Hiasan Wajah Labu saat Halloween"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, saran atau pertanyaan. Komentar Anda akan melalui proses moderasi oleh Admin.