Pengaruh Nikotin Terhadap Tubuh Manusia
Kamis, 22 Januari 2015
Tambah Komentar
Anda mungkin telah merasakan efek nikotin pada usia remaja Anda, sebagian besar perokok dewasa pasti mengakui bahwa mereka merasa kecanduan ketika berada di bawah usia 21 tahun. Tembakau merupakan salahs atu bahan sumber nikotin yang memiliki sejarah lebih panjang daripada hanya menghasilkan asap yang kita hirup. Nikotin (nicotiana tabacum) ditemukan dan mulai dibudidayakan di Amerika pada awal tahun 6000 SM, dan sejak saat itu orang telah merokok atau mengunyah daun tanaman. Penggunaan tembakau sudah mengundang kontroversial bahkan di awal penggunaannya.
Hal ini diyakini memiliki sifat obat, tembakau digunakan untuk melindungi dari kerusakan akibat wabah pes di Abad Pertengahan, namun pada awal tahun 1600-an, ada spekulasi bahwa mungkin ada hubungan antara penyakit tertentu seperti kanker dan penggunaan tembakau. Sejak itu, metode penelitian modern telah menghasilkan berbagai macam bukti, sementara ada ribuan bahan kimia dalam tanaman tembakau belum lagi yang ditambahkan oleh produsen rokok, menjadikan rokok salah satu produk mengandung nikotin yang menghasilkan rasa yang baik dan membuat konsumen ingin mengkonsumsinya lagi.
Tembakau adalah rumpun dari tanaman berbunga yang mematikan, termasuk juga kentang, tomat, terong, dan tanaman merica yang merupakan tnaman yang kaya akan alkaloid. Sekitar 5 persen dari berat tanaman tembakau adalah nikotin (C10H14N2), cairan alkaloid alami. Alkaloid merupakan senyawa organik yang terbuat dari karbon, hidrogen, nitrogen dan sedikit oksigen, dan dapat memiliki efek kuat pada tubuh manusia. Secangkir kopi pagi yang Anda nikmati misalnya, mengandung alkaloid jenis lain yaitu kafein. Rokok biasanya mengandung sekitar 10 miligram nikotin (biasanya sampai 20 miligram, tergantung pada produsen). Ketika Anda merokok, sekitar 1 sampai 2 miligram bisa diserap oleh tubuh Anda.
Nikotin dalam Tubuh Manusia
Hanya 10 detik setelah perokok menghirup asap rokok, nikotin diserap melalui kulit dan lapisan mukosa di hidung, mulut dan paru-paru, dan bergerak melalui aliran darah ke otak. Merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan adrenalin, hormon dan neurotransmiter menganggapnya sebagai adrenalin. Hal ini meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah saat konstriksi pembuluh darah, juga merangsang produksi dopamin, suatu neurotransmitter yang mengontrol pusat kebahagiaan otak. Menghirup nikotin memberikan efek paling cepat dan bukan suatu kebetulan karena paru-paru Anda dipenuhi dengan jutaan kantung udara kecil yang disebut alveoli. Alveoli memiliki luas permukaan yang sangat besar, lebih dari 40 kali luas permukaan kulit Anda sehingga paru-paru menjadi cara yang paling efisien untuk memasukkan nikotin ke dalam aliran darah. Nikotin hanya tinggal dalam tubuh manusia selama beberapa jam, sekitar satu atau dua jam yang berarti bahwa enam jam setelah merokok, hanya sekitar 0.031 miligram dari 1 miligram nikotin yang tersisa.
Nikotin juga bisa diserap melalui saluran pencernaan dan kulit Anda. Inilah bagaimana produk tembakau tanpa asap seperti tembakau kunyah, yang menempel di kulit dan gusi memberikan jalan masuk nikotin ke dalam tubuh.
Setelah diserap oleh tubuh, enzim dalam hati memecah sebagian besar nikotin, sekitar 80 persen. Setelah itu menjadi cotinine metabolit. Nikotin juga dimetabolisme menjadi cotinine dan nikotin oksida oleh paru-paru. Cotinine dan metabolit lainnya diekskresikan dalam urin, dan juga ditemukan dalam air liur dan rambut. Cotinine berada dalam tubuh sekitar 16 jam, yang berarti jika Anda telah merokok, metabolit dapat digunakan sebagai biomarker yang akan membuktikan bahwa Anda telah mengkonsumsinya dalam tes urin.
Pengaruh Nikotin Terhadap Tubuh Manusia
Pernahkan Anda bertanya-tanya mengapa seorang perokok pasti ingin merokok ketika mereka berada dalam suasana hati yang tidak menyenangkan atau dalam situasi stres? Itu karena nikotin dapat membuat orang merasa lebih tenang, menyebabkan perasaan relaksasi sementara serta mengurangi stres, kecemasan dan bahkan rasa sakit.
Meskipun muncul relaksasi, nikotin sebenarnya meningkatkan stres secara fisik, dampaknya dianggap sedikit paradoks. Hal ini berhubungan dengan penunjang sistem saraf pusat, tetapi tergantung pada dosis karena pada telah ditemukan pada beberapa perokok nikotin juga bertindak sebagai obat penenang. Beberapa penelitian, menyarankan mungkin saja merokok menyebabkan efek menenangkan, karena nikotin sebenarnya dianggap sebagai stimulan, bukan depresan.
Ketika Anda pertama kali menghirup rokok, nikotin menyebabkan tubuh melepaskan hormon epinefrin, yang merupakan hormon dengan sifat melawan atau menghindar. Epinefrin mengaktifkan sistem saraf simpatik, membuat napas Anda menjadi lebih cepat dan dangkal, peningkatan denyut jantung, dan tekanan darah meningkat.
Nikotin juga dapat menyebabkan sensitivitas insulin dan resistensi insulin, serta peningkatan risiko mengembangkan sindrom metabolik, diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Selain itu juga mempengaruhi hormon tiroid, hormon hipofisis, hormon seks dan hormon adrenal. Resistensi insulin pada perokok misalnya, mungkin sebagian karena nikotin yang merangsang tubuh untuk menghasilkan tingkat androgen adrenal tinggi, dengan kata lain nikotin mempengaruhi metabolisme glukosa tubuh, menyebabkan hiperglikemia dan hiperglikemia yang berhubungan dengan resistensi insulin. Resistensi insulin tidak hanya meningkatkan risiko mengembangkan diabetes tipe 2, tetapi juga penyakit jantung.
Nikotin dan Otak
Paparan nikotin dapat mengubah cara kerja dan fungsi otak Anda. Bayangkan otak Anda sebagai sebuah komputer. Seperti komputer pada umumnya, otak sebagai pemroses, penyimpan dan menggunakan informasi. Dalam komputer, informasi berjalan dalam bentuk sinyal listrik yang bergerak melalui kabel, mengirim informasi dalam proses biner, dengan saklar yang on atau off. Dalam otak Anda, neuron adalah sel-sel yang mentransfer dan mengintegrasikan informasi. Setiap neuron menerima masukan dari ribuan neuron lain di seluruh otak, memproses informasi itu dan membuat penyesuaian yang diperlukan sebelum menyampaikan pesan ke seluruh tubuh. Sementara sinyal dikirimkan melalui neuron individu dalam bentuk arus listrik, sekelompok proses kimia yang disebut neurotransmitter yang menyampaikan pesan tersebut antara neuron dan sel-sel lain.
Setiap neurotransmitter memiliki kelompok sendiri yang lebih spesifik disebut dengan reseptor. Nikotin bertindak meniru neurotransmitter asetilkolin, dan mengikat reseptor-reseptor (khususnya yang dikenal sebagai reseptor nicotinic). Namun, tidak seperti asetilkolin, nikotin tidak diatur oleh tubuh Anda. Sementara neuron biasanya melepaskan sejumlah kecil asetilkolin secara teratur, nikotin mengaktifkan neuron kolinergik (yang biasanya menggunakan asetilkolin untuk berkomunikasi dengan neuron lain) di berbagai area yang berbeda di seluruh otak Anda secara bersamaan.
Karena berbagai stimulasi dan gangguan yang tidak teratur, tubuh Anda akan meningkatkan asetilkolin, yang menyebabkan peningkatan aktivitas di jalur kolinergik di seluruh otak Anda. Aktivitas di jalur kolinergik menyebabkan tubuh dan otak lebih aktif, dan Anda merasa kembali bersemangat. Merangsang neuron kolinergik juga meningkatkan sejumlah dopamin dikirim oleh sistem limbik, yang mengaktifkan jalur di otak Anda. Ketika obat-obatan seperti kokain atau nikotin mengaktifkan jalur ini dapat berkibat memperkuat keinginan Anda untuk menggunakannya lagi karena rasanya enak.
Nikotin juga merangsang pelepasan neurotransmitter lain, yaitu glutamat. Glutamat terlibat dalam proses pembelajaran dan daya ingat serta meningkatkan hubungan antara set neuron. Koneksi yang kuat dapat menjadi dasar fisik yang kita kenal sebagai memori, dan ketika Anda menggunakan nikotin, glutamat dapat membuat lingkaran memori perasaan yang menyenangkan yang Anda dapatkan dan lebih mendorong keinginan untuk menggunakan nikotin.
Nikotin juga meningkatkan tingkat neurotransmitter lain dan bahan kimia yang memodulasi bagaimana otak Anda bekerja. Sebagai contoh, otak Anda membuat endorfin lebih banyak dalam menanggapi nikotin. Endorfin adalah protein kecil yang sering disebut sebagai obat penghilang rasa sakit alami tubuh. Ternyata struktur kimia endorfin sangat mirip dengan fungsi obat penghilang rasa sakit sintetik seperti morfin.
Pengobatan Kecanduan Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif seperti kokain atau heroin (dan juga sulit untuk dihentikan) bahkan jika tubuh Anda menyerap hanya sepersepuluh dari jumlah nikotin dalam setiap batang rokok yang Anda hisap, hanya 1 miligram dari 10 rokok yang rata-rata mengandung nikotin cukup untuk membuat Anda ketagihan. Kebanyakan perokok mengatakan mereka ingin berhenti dari kebiasaan itu, tetapi tanpa bantuan lebih dari 85 persen dari mereka yang mencoba untuk berhenti akan mulai merokok lagi dalam waktu sekitar satu minggu.
Baca juga: Benarkah Coklat Termasik Zat Adiktif?
Mencoba untuk berhenti dari kebiasaan mengkonsumsi nikotin dapat menyebabkan reaksi fisik seperti keinginan yang kuat untuk merasakannya lagi, peningkatan nafsu makan, insomnia dan gangguan tidur, masalah pencernaan dan keluhan hati terkait rasa kecemasan, kemarahan dan frustrasi, depresi, lekas marah dan gelisah.
Sebagai efek dari nikotin yang sudah mulai hilang dari sistem tubuh anda, tubuh akan mulai menginginkannya lagi, dan itu bisa terjadi hanya dalam dua jam setelah Anda menghisap asap rokok terakhir Anda. Untuk mendapatkan efek yang sama dari obat, Anda perlu usaha lebih dari itu yang mengarah ke kebiasaan sehari-hari dan ketergantungan.
Anda tidak perlu menghirup nikotin untuk menjadi kecanduan.
Kombinasi konseling untuk membantu aspek psikososial dan terapi pengganti nikotin saat ini masih dianggap metode yang paling efektif untuk berhenti dari kebiasaan merokok secara jangka panjang. Konseling psikologis berfokus pada proses belajar bagaimana menghilangkan kebiasaan Anda yang berhubungan dengan merokok, seperti bergaul dengan para perokok, atau merokok saat jam istirahat di tempat kerja. Terapi pengganti nikotin membantu meringankan efek fisik penyembuhan.
Resiko Kesehatan Terhadap Nikotin
Nikotin telah digunakan sebagai insektisida komersial dan fumigan. Setiap tahun, 440.000 perokok meninggal dunia, dan untuk setiap satu kematian yang disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan merokok ada 20 orang lebih yang hidup dengan setidaknya satu penyakit serius yang berhubungan dengan serius. Penggunaan tembakau dalam bentuk apapun akan selalu diiringi dengan berbagai risiko kesehatan. Asap tembakau mengandung setidaknya 250 zat kimia diketahui beracun atau menyebabkan kanker. Sebuah kebiasaan merokok 1-4 batang sehari sudah cukup untuk meningkatkan resiko untuk mengembangkan penyakit jantung, pneumonia, emfisema dan pernapasan infeksi, katarak dan masalah mata, dan kanker tertentu termasuk kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, leher rahim, ginjal, ureter dan kandung kemih serta beberapa leukemia. Risiko kematian akibat kanker paru atau jenis lain akan berlipat ganda jika Anda seorang perokok, dan sebanyak sembilan dari 10 orang didiagnosis dengan kanker paru-paru bisa langsung diketahui karena kebiasaan mengkonsumsi tembakau.
Perokok juga lebih mungkin untuk menderita penyakit periodontal, diabetes (atau resistensi insulin), infertilitas dan komplikasi kehamilan, dan perubahan dalam penampilan fisik termasuk penuaan dini dan kulit pucat kuning bernoda. Rata-rata, orang yang bukan perokok dapat hidup sekitar satu dekade lebih lama daripada perokok.
Meskipun beresiko terhadap kesehatan, nikotin juga memiliki manfaat. Terdapat sekelompok masyarakat yang merokok tembakau tidak hanya untuk alasan seremonial tetapi juga dianggap memiliki sifat obat. Penelitian saat ini menemukan adanya kemungkinan beberapa kegunaan positif nikotin melalui metode penyampaian yang lebih aman daripada rokok, termasuk bukti bahwa nikotin dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer. Hal ini juga dapat menunjukkan sifat sebagai pengobatan untuk depresi, kecemasan dan skizofrenia, dan bahkan mungkin dapat membantu penyembuhan luka. Nikotin tetap dapat dimanfaatkan, tapi tidak melalui rokok.
Sementara kita tahu merokok tembakau selalu dihubungkan dengan penyakit tertentu dan kondisi kronis yang akan menyebabkan kematian dini, nikotin juga mematikan jika tertelan dalam dosis tinggi. Dosis oral (dikonsumsi daripada dihirup) mulai dari 50 sampai 60 miligram sudah cukup untuk membunuh seseorang dengan berat 80 kg.
Nikotin adalah stimulan, seperti yang telah kita bahas sebelumnya, dan ketika Anda mengkonsumsi terlalu banyak akan menyebabkan neuron kolinergik di reseptor kolinergik dalam tubuh Anda lebih aktif. Ini adalah respon yang sama dari sistem saraf tubuh Anda ketika diracuni oleh insektisida organofosfat seperti DDT. Bila Anda terkena zat beracun dari organofosfat, neurotransmitter asetilkolin membangun sinapsis dan mengganggu impuls saraf. Asetilkolin mampu meniru rangsangan listrik dan biasanya diasosiasikan dengan saraf vagus Anda. Karena nikotin sangat mirip dengan asetilkolin, juga mengikat reseptor nicotinic kolinergik dan bahkan menghasilkan stimulasi berlebihan yang sama. Kelebihan nikotin dalam tubuh Anda yang terikat dengan reseptor kolinergik nikotinik, semakin parah tingkat keracunan yang dialami.
Keracunan nikotin memberikan efek biphasic yang merupakan tindakan pertama sebagai stimulan dalam tubuh, tetapi dengan cepat berubah menjadi depresan. Muntah adalah gejala yang paling umum dari keracunan nikotin dan dapat dimulai sekitar 15 menit setelah konsumsi. Nikotin juga dapat menyebabkan kejang dan kontraksi otot tak sadar, serta irama jantung yang tidak normal, detak jantung lambat dan tekanan darah berfluktuasi. Dalam jumlah tinggi, nikotin dapat menyebabkan kematian kurang dari satu jam, biasanya karena gagal jantung, kelumpuhan otot dan penumpukan cairan dalam saluran udara paru-paru.
Jadi untuk hidup sehat, mulailah dengan mengkonsumsi makanan sehat.
Hal ini diyakini memiliki sifat obat, tembakau digunakan untuk melindungi dari kerusakan akibat wabah pes di Abad Pertengahan, namun pada awal tahun 1600-an, ada spekulasi bahwa mungkin ada hubungan antara penyakit tertentu seperti kanker dan penggunaan tembakau. Sejak itu, metode penelitian modern telah menghasilkan berbagai macam bukti, sementara ada ribuan bahan kimia dalam tanaman tembakau belum lagi yang ditambahkan oleh produsen rokok, menjadikan rokok salah satu produk mengandung nikotin yang menghasilkan rasa yang baik dan membuat konsumen ingin mengkonsumsinya lagi.
Tembakau adalah rumpun dari tanaman berbunga yang mematikan, termasuk juga kentang, tomat, terong, dan tanaman merica yang merupakan tnaman yang kaya akan alkaloid. Sekitar 5 persen dari berat tanaman tembakau adalah nikotin (C10H14N2), cairan alkaloid alami. Alkaloid merupakan senyawa organik yang terbuat dari karbon, hidrogen, nitrogen dan sedikit oksigen, dan dapat memiliki efek kuat pada tubuh manusia. Secangkir kopi pagi yang Anda nikmati misalnya, mengandung alkaloid jenis lain yaitu kafein. Rokok biasanya mengandung sekitar 10 miligram nikotin (biasanya sampai 20 miligram, tergantung pada produsen). Ketika Anda merokok, sekitar 1 sampai 2 miligram bisa diserap oleh tubuh Anda.
Nikotin dalam Tubuh Manusia
Hanya 10 detik setelah perokok menghirup asap rokok, nikotin diserap melalui kulit dan lapisan mukosa di hidung, mulut dan paru-paru, dan bergerak melalui aliran darah ke otak. Merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan adrenalin, hormon dan neurotransmiter menganggapnya sebagai adrenalin. Hal ini meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah saat konstriksi pembuluh darah, juga merangsang produksi dopamin, suatu neurotransmitter yang mengontrol pusat kebahagiaan otak. Menghirup nikotin memberikan efek paling cepat dan bukan suatu kebetulan karena paru-paru Anda dipenuhi dengan jutaan kantung udara kecil yang disebut alveoli. Alveoli memiliki luas permukaan yang sangat besar, lebih dari 40 kali luas permukaan kulit Anda sehingga paru-paru menjadi cara yang paling efisien untuk memasukkan nikotin ke dalam aliran darah. Nikotin hanya tinggal dalam tubuh manusia selama beberapa jam, sekitar satu atau dua jam yang berarti bahwa enam jam setelah merokok, hanya sekitar 0.031 miligram dari 1 miligram nikotin yang tersisa.
Nikotin juga bisa diserap melalui saluran pencernaan dan kulit Anda. Inilah bagaimana produk tembakau tanpa asap seperti tembakau kunyah, yang menempel di kulit dan gusi memberikan jalan masuk nikotin ke dalam tubuh.
Setelah diserap oleh tubuh, enzim dalam hati memecah sebagian besar nikotin, sekitar 80 persen. Setelah itu menjadi cotinine metabolit. Nikotin juga dimetabolisme menjadi cotinine dan nikotin oksida oleh paru-paru. Cotinine dan metabolit lainnya diekskresikan dalam urin, dan juga ditemukan dalam air liur dan rambut. Cotinine berada dalam tubuh sekitar 16 jam, yang berarti jika Anda telah merokok, metabolit dapat digunakan sebagai biomarker yang akan membuktikan bahwa Anda telah mengkonsumsinya dalam tes urin.
Pengaruh Nikotin Terhadap Tubuh Manusia
Pernahkan Anda bertanya-tanya mengapa seorang perokok pasti ingin merokok ketika mereka berada dalam suasana hati yang tidak menyenangkan atau dalam situasi stres? Itu karena nikotin dapat membuat orang merasa lebih tenang, menyebabkan perasaan relaksasi sementara serta mengurangi stres, kecemasan dan bahkan rasa sakit.
Meskipun muncul relaksasi, nikotin sebenarnya meningkatkan stres secara fisik, dampaknya dianggap sedikit paradoks. Hal ini berhubungan dengan penunjang sistem saraf pusat, tetapi tergantung pada dosis karena pada telah ditemukan pada beberapa perokok nikotin juga bertindak sebagai obat penenang. Beberapa penelitian, menyarankan mungkin saja merokok menyebabkan efek menenangkan, karena nikotin sebenarnya dianggap sebagai stimulan, bukan depresan.
Ketika Anda pertama kali menghirup rokok, nikotin menyebabkan tubuh melepaskan hormon epinefrin, yang merupakan hormon dengan sifat melawan atau menghindar. Epinefrin mengaktifkan sistem saraf simpatik, membuat napas Anda menjadi lebih cepat dan dangkal, peningkatan denyut jantung, dan tekanan darah meningkat.
Nikotin juga dapat menyebabkan sensitivitas insulin dan resistensi insulin, serta peningkatan risiko mengembangkan sindrom metabolik, diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Selain itu juga mempengaruhi hormon tiroid, hormon hipofisis, hormon seks dan hormon adrenal. Resistensi insulin pada perokok misalnya, mungkin sebagian karena nikotin yang merangsang tubuh untuk menghasilkan tingkat androgen adrenal tinggi, dengan kata lain nikotin mempengaruhi metabolisme glukosa tubuh, menyebabkan hiperglikemia dan hiperglikemia yang berhubungan dengan resistensi insulin. Resistensi insulin tidak hanya meningkatkan risiko mengembangkan diabetes tipe 2, tetapi juga penyakit jantung.
Nikotin dan Otak
Paparan nikotin dapat mengubah cara kerja dan fungsi otak Anda. Bayangkan otak Anda sebagai sebuah komputer. Seperti komputer pada umumnya, otak sebagai pemroses, penyimpan dan menggunakan informasi. Dalam komputer, informasi berjalan dalam bentuk sinyal listrik yang bergerak melalui kabel, mengirim informasi dalam proses biner, dengan saklar yang on atau off. Dalam otak Anda, neuron adalah sel-sel yang mentransfer dan mengintegrasikan informasi. Setiap neuron menerima masukan dari ribuan neuron lain di seluruh otak, memproses informasi itu dan membuat penyesuaian yang diperlukan sebelum menyampaikan pesan ke seluruh tubuh. Sementara sinyal dikirimkan melalui neuron individu dalam bentuk arus listrik, sekelompok proses kimia yang disebut neurotransmitter yang menyampaikan pesan tersebut antara neuron dan sel-sel lain.
Setiap neurotransmitter memiliki kelompok sendiri yang lebih spesifik disebut dengan reseptor. Nikotin bertindak meniru neurotransmitter asetilkolin, dan mengikat reseptor-reseptor (khususnya yang dikenal sebagai reseptor nicotinic). Namun, tidak seperti asetilkolin, nikotin tidak diatur oleh tubuh Anda. Sementara neuron biasanya melepaskan sejumlah kecil asetilkolin secara teratur, nikotin mengaktifkan neuron kolinergik (yang biasanya menggunakan asetilkolin untuk berkomunikasi dengan neuron lain) di berbagai area yang berbeda di seluruh otak Anda secara bersamaan.
Karena berbagai stimulasi dan gangguan yang tidak teratur, tubuh Anda akan meningkatkan asetilkolin, yang menyebabkan peningkatan aktivitas di jalur kolinergik di seluruh otak Anda. Aktivitas di jalur kolinergik menyebabkan tubuh dan otak lebih aktif, dan Anda merasa kembali bersemangat. Merangsang neuron kolinergik juga meningkatkan sejumlah dopamin dikirim oleh sistem limbik, yang mengaktifkan jalur di otak Anda. Ketika obat-obatan seperti kokain atau nikotin mengaktifkan jalur ini dapat berkibat memperkuat keinginan Anda untuk menggunakannya lagi karena rasanya enak.
Nikotin juga merangsang pelepasan neurotransmitter lain, yaitu glutamat. Glutamat terlibat dalam proses pembelajaran dan daya ingat serta meningkatkan hubungan antara set neuron. Koneksi yang kuat dapat menjadi dasar fisik yang kita kenal sebagai memori, dan ketika Anda menggunakan nikotin, glutamat dapat membuat lingkaran memori perasaan yang menyenangkan yang Anda dapatkan dan lebih mendorong keinginan untuk menggunakan nikotin.
Nikotin juga meningkatkan tingkat neurotransmitter lain dan bahan kimia yang memodulasi bagaimana otak Anda bekerja. Sebagai contoh, otak Anda membuat endorfin lebih banyak dalam menanggapi nikotin. Endorfin adalah protein kecil yang sering disebut sebagai obat penghilang rasa sakit alami tubuh. Ternyata struktur kimia endorfin sangat mirip dengan fungsi obat penghilang rasa sakit sintetik seperti morfin.
Pengobatan Kecanduan Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif seperti kokain atau heroin (dan juga sulit untuk dihentikan) bahkan jika tubuh Anda menyerap hanya sepersepuluh dari jumlah nikotin dalam setiap batang rokok yang Anda hisap, hanya 1 miligram dari 10 rokok yang rata-rata mengandung nikotin cukup untuk membuat Anda ketagihan. Kebanyakan perokok mengatakan mereka ingin berhenti dari kebiasaan itu, tetapi tanpa bantuan lebih dari 85 persen dari mereka yang mencoba untuk berhenti akan mulai merokok lagi dalam waktu sekitar satu minggu.
Baca juga: Benarkah Coklat Termasik Zat Adiktif?
Mencoba untuk berhenti dari kebiasaan mengkonsumsi nikotin dapat menyebabkan reaksi fisik seperti keinginan yang kuat untuk merasakannya lagi, peningkatan nafsu makan, insomnia dan gangguan tidur, masalah pencernaan dan keluhan hati terkait rasa kecemasan, kemarahan dan frustrasi, depresi, lekas marah dan gelisah.
Sebagai efek dari nikotin yang sudah mulai hilang dari sistem tubuh anda, tubuh akan mulai menginginkannya lagi, dan itu bisa terjadi hanya dalam dua jam setelah Anda menghisap asap rokok terakhir Anda. Untuk mendapatkan efek yang sama dari obat, Anda perlu usaha lebih dari itu yang mengarah ke kebiasaan sehari-hari dan ketergantungan.
Anda tidak perlu menghirup nikotin untuk menjadi kecanduan.
Kombinasi konseling untuk membantu aspek psikososial dan terapi pengganti nikotin saat ini masih dianggap metode yang paling efektif untuk berhenti dari kebiasaan merokok secara jangka panjang. Konseling psikologis berfokus pada proses belajar bagaimana menghilangkan kebiasaan Anda yang berhubungan dengan merokok, seperti bergaul dengan para perokok, atau merokok saat jam istirahat di tempat kerja. Terapi pengganti nikotin membantu meringankan efek fisik penyembuhan.
Resiko Kesehatan Terhadap Nikotin
Nikotin telah digunakan sebagai insektisida komersial dan fumigan. Setiap tahun, 440.000 perokok meninggal dunia, dan untuk setiap satu kematian yang disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan merokok ada 20 orang lebih yang hidup dengan setidaknya satu penyakit serius yang berhubungan dengan serius. Penggunaan tembakau dalam bentuk apapun akan selalu diiringi dengan berbagai risiko kesehatan. Asap tembakau mengandung setidaknya 250 zat kimia diketahui beracun atau menyebabkan kanker. Sebuah kebiasaan merokok 1-4 batang sehari sudah cukup untuk meningkatkan resiko untuk mengembangkan penyakit jantung, pneumonia, emfisema dan pernapasan infeksi, katarak dan masalah mata, dan kanker tertentu termasuk kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, leher rahim, ginjal, ureter dan kandung kemih serta beberapa leukemia. Risiko kematian akibat kanker paru atau jenis lain akan berlipat ganda jika Anda seorang perokok, dan sebanyak sembilan dari 10 orang didiagnosis dengan kanker paru-paru bisa langsung diketahui karena kebiasaan mengkonsumsi tembakau.
Perokok juga lebih mungkin untuk menderita penyakit periodontal, diabetes (atau resistensi insulin), infertilitas dan komplikasi kehamilan, dan perubahan dalam penampilan fisik termasuk penuaan dini dan kulit pucat kuning bernoda. Rata-rata, orang yang bukan perokok dapat hidup sekitar satu dekade lebih lama daripada perokok.
Meskipun beresiko terhadap kesehatan, nikotin juga memiliki manfaat. Terdapat sekelompok masyarakat yang merokok tembakau tidak hanya untuk alasan seremonial tetapi juga dianggap memiliki sifat obat. Penelitian saat ini menemukan adanya kemungkinan beberapa kegunaan positif nikotin melalui metode penyampaian yang lebih aman daripada rokok, termasuk bukti bahwa nikotin dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer. Hal ini juga dapat menunjukkan sifat sebagai pengobatan untuk depresi, kecemasan dan skizofrenia, dan bahkan mungkin dapat membantu penyembuhan luka. Nikotin tetap dapat dimanfaatkan, tapi tidak melalui rokok.
Sementara kita tahu merokok tembakau selalu dihubungkan dengan penyakit tertentu dan kondisi kronis yang akan menyebabkan kematian dini, nikotin juga mematikan jika tertelan dalam dosis tinggi. Dosis oral (dikonsumsi daripada dihirup) mulai dari 50 sampai 60 miligram sudah cukup untuk membunuh seseorang dengan berat 80 kg.
Nikotin adalah stimulan, seperti yang telah kita bahas sebelumnya, dan ketika Anda mengkonsumsi terlalu banyak akan menyebabkan neuron kolinergik di reseptor kolinergik dalam tubuh Anda lebih aktif. Ini adalah respon yang sama dari sistem saraf tubuh Anda ketika diracuni oleh insektisida organofosfat seperti DDT. Bila Anda terkena zat beracun dari organofosfat, neurotransmitter asetilkolin membangun sinapsis dan mengganggu impuls saraf. Asetilkolin mampu meniru rangsangan listrik dan biasanya diasosiasikan dengan saraf vagus Anda. Karena nikotin sangat mirip dengan asetilkolin, juga mengikat reseptor nicotinic kolinergik dan bahkan menghasilkan stimulasi berlebihan yang sama. Kelebihan nikotin dalam tubuh Anda yang terikat dengan reseptor kolinergik nikotinik, semakin parah tingkat keracunan yang dialami.
Keracunan nikotin memberikan efek biphasic yang merupakan tindakan pertama sebagai stimulan dalam tubuh, tetapi dengan cepat berubah menjadi depresan. Muntah adalah gejala yang paling umum dari keracunan nikotin dan dapat dimulai sekitar 15 menit setelah konsumsi. Nikotin juga dapat menyebabkan kejang dan kontraksi otot tak sadar, serta irama jantung yang tidak normal, detak jantung lambat dan tekanan darah berfluktuasi. Dalam jumlah tinggi, nikotin dapat menyebabkan kematian kurang dari satu jam, biasanya karena gagal jantung, kelumpuhan otot dan penumpukan cairan dalam saluran udara paru-paru.
Jadi untuk hidup sehat, mulailah dengan mengkonsumsi makanan sehat.
Belum ada Komentar untuk "Pengaruh Nikotin Terhadap Tubuh Manusia"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, saran atau pertanyaan. Komentar Anda akan melalui proses moderasi oleh Admin.