5 Parasit yang Hidup di Kulit Manusia
Kamis, 18 Desember 2014
Tambah Komentar
Dari puluhan parasit yang dapat merugikan kita, beberapa jenis parasit dapat hidup dan berkembang biak di atas kulit, bahkan ada yang mampu masuk ke dalam kulit tubuh kita. Parasit ini berukuran sangat kecil dan dengan bentuk yang aneh/menyeramkan yang menempel atau bahkan masuk ke kulit kita. Karena makhluk ini mampu menembus kulit, jenis parasit ini tampak lebih mengerikan dan dampak yang lebih besar daripada parasit lainnya. Bahkan jika kondisi korban yang parah dapat menyebabkan amputasi dan kehilangan nyawa.
Parasit-parasit berikut ini memiliki kesamaan, mereka berkembang biak dan bertelur di atas atau di dalam kulit kita. Di beberapa daerah di belahan dunia, hama ini telah diberantas dan dapat diatasi. Tapi di daerah lain, mereka merupakan ancaman yang sangat nyata terhadap kesehatan manusia dan kelangsungan hidup.
Anda mungkin melihat beberapa parasit yang terkenal lainnya tapi tidak termasuk dari daftar di bawah ini. Sebagai contoh, cacing guinea tidak ada di sini, meskipun fakta bahwa cacing ini dapat berjalan melalui daging dan akhirnya keluar dari ekstremitas. Hal ini karena cacing tersebut tidak benar-benar berkembang biak di kulit, meskipun dapat masuk ke kulit. Berikut parasit yang dapat berkembang biak di kulit manusia:
Kutu
Kutu umumnya menjadi hama yang nyata. Ada tiga kategori tempat utama kutu berkembang pada tubuh manusia: kepala, badan dan kemaluan. Kutu makan dengan menggigit dan minum darah inang. Kutu di tubuh tidak hidup pada kulit itu sendiri tapi menghuni pakaian dan hanya berpindah ke kulit untuk mencari makan. Tapi kutu pada kepala dan kemaluan hidup langsung pada kulit.
Kutu tidak bisa terbang atau melompat, hanya bisa merangkak. Ketika kutu bertelur, ia melakukannya di dasar poros rambut. Telurnya berbentuk oval dan biasanya putih, kuning atau warna yang sama dengan rambut yang mereka diami. Larva menetas dari telur setelah beberapa hari. Sekitar seminggu kemudian, larva telah matang menjadi kutu dewasa dan mampu bereproduksi.
Ada beberapa cara memberantas kutu. Sebagian besar pengobatan dalam bentuk shampoo obat. Kutu manusia dapat berpindah melalui kontak dekat dengan manusia yang terinfeksi, dengan kata lain Anda tidak akan tertular kutu dari hewan.
Chigoe Flea
Jenis ini memiliki banyak nama seperti kutu tuma, kutu jigger dan kutu pasir. Terlepas dari bagaimana Anda menyebutnya, parasit ini menempel pada kulit inangnya untuk makan. Kutu ini bernafas, buang air dan bertelur melalui pasangan kaki paling belakang, satu-satunya bagian dari kutu yang masih bisa mendapatkan udara masuk ke kulit.
Kutu jigger betina menembus ke dalam kulit dan menaruh ratusan telur. Periode bertelur ini bisa bertahan hingga tiga minggu. Kemudian, betina mati dan akhirnya jatuh. Setelah telur menetas, kutu menggigit tubuh inang dan melanjutkan siklus. Nodul yang terbentuk di sekitar kutu juga dapat menimbulkan zat lain, sehingga menimbulkan risiko infeksi. Infeksi kutu tuma disebut tungiasis.
Tuma jenis ii banyak ditemukan terutama di daerah-daerah Amerika Selatan dan Afrika. Biasanya menyerang di antara jari kaki dan tidk menutup kemungkinan ke bagian lain dari tubuh. Kutu ini juga dapat menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) yang harus dihilangkan dengan pembedahan.
Kudis
Makhluk mikroskopis yang disebut tungau kudis bisa menjadi masalah besar. Perindahan tungau kecil ini dari satu orang ke orang dapat melalui kontak kulit. Kudis dapat sangat merepotkan dalam rumah tangga atau lingkungan masyarakat dengan populasi padat. Penjara, panti jompo dan fasilitas penitipan anak dapat menjadi sangat rentan terhadap wabah kudis. Yang lebih parah, waktu pertama seseorang terinfeksi kudis, mereka terlihat tidak memiliki gejala hingga dua bulan, tapi masih dapat menular selama rentang waktu itu.
Kudis masuk ke dalam kulit dan tinggal menjalani siklus hidupnya di dalam. Siklus ini termasuk bertelur. Salah satu varietas kudis yang disebut Norwegia merupakan jenis kudis yang sangat parah. Dalam kondisi ini, para korban membentuk kerak kulit. Remah kulit ini adalah rumah bagi jutaan tungau dan telur. Para korban juga lebih mudah menular daripada jenis kudis yang lebih ringan.
Karena salah satu gejala dari kudis adalah gatal, penderita kudis memiliki risiko membuat luka pada kulit karena sering digaruk. Luka ini kemudian bisa menjadi terinfeksi, memperburuk kondisi korban.
Dokter mengobati kudis dengan skabisida, yaitu racun yang dirancang untuk membunuh tungau dan telur. Obat ini yang paling umum digunakan dalam bentuk lotion atau krim.
Cacing Filaria
Cacing ini bukan dari jenis serangga dan hidup dalam aliran darah. Tapi cacing filaria membuat jalan ke tubuh manusia melalui gigitan serangga yang menusuk kulit.
Siklus hidup cacing filaria sangat menarik. Sebuah serangga menggigit tubuh manusia, misalnya nyamuk, kemudian mencerna darah dari tubuh yang terinfeksi. Larva filaria masuk ke tubuh serangga ketika makan. Larva berkembang di usus serangga. Ketika larva matang mereka bergerak ke kepala serangga. Ketika serangga menggigit korban lain seperti manusia, larva berjalan turun melalui mulut serangga dan masuk ke dalam aliran darah korban.
Setelah dalam aliran darah, larva dewasa menjadi cacing yang dapat menghasilkan lebih banyak larva yang mampu menginfeksi gigitan serangga, dan melanjutkan siklus.
Ada beberapa jenis cacing filaria, setiap manusia terpengaruh dengan cara yang berbeda. Cacing filaria limfatik dapat menyebabkan penyakit kaki gajah, yaitu pembengkakan tungkai kaki yang ekstrim dan bagian tubuh lainnya.
Screwworm
Cochliomyia hominivorax atau screwworm adalah larva parasit besar yang masuk pada luka korban, banyak ditemukan di Amerika. Bentuk dewasa larva ini adalah lalat yang terlihat mirip dengan lalat pada umumnya. Lalat betina dewasa berusaha keluar dari tubuh inang yang memiliki luka terbuka. Lalat akan meletakkan ratusan telur di sepanjang tepi luka. Setelah beberapa jam, telur menetas dan larva muncul.
Larva ini memiliki serangkaian tonjolan di sepanjang tubuhnya, yang mana orang menyebutnya screwworm. Larva menggali ke dalam daging melalui luka. Di sana, mereka makan daging inang selama beberapa hari sebelum muncul ke luar dan jatuh ke tanah. Larva akan menggali ke dalam tanah dan menjadi kepompong. Hal ini dapat memakan waktu antara satu minggu hingga dua bulan untuk mencapai dewasa.
Ada banyak hewan mikrokopis yang ada di sekitar tubuh kita, di pakaian, sofa, selimut dan benda-benda yang kita gunakan sehari-hari. Hewan-hewan tersebut ada yang bermanfaat bagi kita, tapi tidak sedikit yang berbahaya. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kebersihan.
Parasit-parasit berikut ini memiliki kesamaan, mereka berkembang biak dan bertelur di atas atau di dalam kulit kita. Di beberapa daerah di belahan dunia, hama ini telah diberantas dan dapat diatasi. Tapi di daerah lain, mereka merupakan ancaman yang sangat nyata terhadap kesehatan manusia dan kelangsungan hidup.
Anda mungkin melihat beberapa parasit yang terkenal lainnya tapi tidak termasuk dari daftar di bawah ini. Sebagai contoh, cacing guinea tidak ada di sini, meskipun fakta bahwa cacing ini dapat berjalan melalui daging dan akhirnya keluar dari ekstremitas. Hal ini karena cacing tersebut tidak benar-benar berkembang biak di kulit, meskipun dapat masuk ke kulit. Berikut parasit yang dapat berkembang biak di kulit manusia:
Kutu
Kutu umumnya menjadi hama yang nyata. Ada tiga kategori tempat utama kutu berkembang pada tubuh manusia: kepala, badan dan kemaluan. Kutu makan dengan menggigit dan minum darah inang. Kutu di tubuh tidak hidup pada kulit itu sendiri tapi menghuni pakaian dan hanya berpindah ke kulit untuk mencari makan. Tapi kutu pada kepala dan kemaluan hidup langsung pada kulit.
Kutu tidak bisa terbang atau melompat, hanya bisa merangkak. Ketika kutu bertelur, ia melakukannya di dasar poros rambut. Telurnya berbentuk oval dan biasanya putih, kuning atau warna yang sama dengan rambut yang mereka diami. Larva menetas dari telur setelah beberapa hari. Sekitar seminggu kemudian, larva telah matang menjadi kutu dewasa dan mampu bereproduksi.
Ada beberapa cara memberantas kutu. Sebagian besar pengobatan dalam bentuk shampoo obat. Kutu manusia dapat berpindah melalui kontak dekat dengan manusia yang terinfeksi, dengan kata lain Anda tidak akan tertular kutu dari hewan.
Chigoe Flea
Jenis ini memiliki banyak nama seperti kutu tuma, kutu jigger dan kutu pasir. Terlepas dari bagaimana Anda menyebutnya, parasit ini menempel pada kulit inangnya untuk makan. Kutu ini bernafas, buang air dan bertelur melalui pasangan kaki paling belakang, satu-satunya bagian dari kutu yang masih bisa mendapatkan udara masuk ke kulit.
Kutu jigger betina menembus ke dalam kulit dan menaruh ratusan telur. Periode bertelur ini bisa bertahan hingga tiga minggu. Kemudian, betina mati dan akhirnya jatuh. Setelah telur menetas, kutu menggigit tubuh inang dan melanjutkan siklus. Nodul yang terbentuk di sekitar kutu juga dapat menimbulkan zat lain, sehingga menimbulkan risiko infeksi. Infeksi kutu tuma disebut tungiasis.
Tuma jenis ii banyak ditemukan terutama di daerah-daerah Amerika Selatan dan Afrika. Biasanya menyerang di antara jari kaki dan tidk menutup kemungkinan ke bagian lain dari tubuh. Kutu ini juga dapat menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) yang harus dihilangkan dengan pembedahan.
Kudis
Makhluk mikroskopis yang disebut tungau kudis bisa menjadi masalah besar. Perindahan tungau kecil ini dari satu orang ke orang dapat melalui kontak kulit. Kudis dapat sangat merepotkan dalam rumah tangga atau lingkungan masyarakat dengan populasi padat. Penjara, panti jompo dan fasilitas penitipan anak dapat menjadi sangat rentan terhadap wabah kudis. Yang lebih parah, waktu pertama seseorang terinfeksi kudis, mereka terlihat tidak memiliki gejala hingga dua bulan, tapi masih dapat menular selama rentang waktu itu.
Kudis masuk ke dalam kulit dan tinggal menjalani siklus hidupnya di dalam. Siklus ini termasuk bertelur. Salah satu varietas kudis yang disebut Norwegia merupakan jenis kudis yang sangat parah. Dalam kondisi ini, para korban membentuk kerak kulit. Remah kulit ini adalah rumah bagi jutaan tungau dan telur. Para korban juga lebih mudah menular daripada jenis kudis yang lebih ringan.
Karena salah satu gejala dari kudis adalah gatal, penderita kudis memiliki risiko membuat luka pada kulit karena sering digaruk. Luka ini kemudian bisa menjadi terinfeksi, memperburuk kondisi korban.
Dokter mengobati kudis dengan skabisida, yaitu racun yang dirancang untuk membunuh tungau dan telur. Obat ini yang paling umum digunakan dalam bentuk lotion atau krim.
Cacing Filaria
Cacing ini bukan dari jenis serangga dan hidup dalam aliran darah. Tapi cacing filaria membuat jalan ke tubuh manusia melalui gigitan serangga yang menusuk kulit.
Siklus hidup cacing filaria sangat menarik. Sebuah serangga menggigit tubuh manusia, misalnya nyamuk, kemudian mencerna darah dari tubuh yang terinfeksi. Larva filaria masuk ke tubuh serangga ketika makan. Larva berkembang di usus serangga. Ketika larva matang mereka bergerak ke kepala serangga. Ketika serangga menggigit korban lain seperti manusia, larva berjalan turun melalui mulut serangga dan masuk ke dalam aliran darah korban.
Setelah dalam aliran darah, larva dewasa menjadi cacing yang dapat menghasilkan lebih banyak larva yang mampu menginfeksi gigitan serangga, dan melanjutkan siklus.
Ada beberapa jenis cacing filaria, setiap manusia terpengaruh dengan cara yang berbeda. Cacing filaria limfatik dapat menyebabkan penyakit kaki gajah, yaitu pembengkakan tungkai kaki yang ekstrim dan bagian tubuh lainnya.
Screwworm
Cochliomyia hominivorax atau screwworm adalah larva parasit besar yang masuk pada luka korban, banyak ditemukan di Amerika. Bentuk dewasa larva ini adalah lalat yang terlihat mirip dengan lalat pada umumnya. Lalat betina dewasa berusaha keluar dari tubuh inang yang memiliki luka terbuka. Lalat akan meletakkan ratusan telur di sepanjang tepi luka. Setelah beberapa jam, telur menetas dan larva muncul.
Larva ini memiliki serangkaian tonjolan di sepanjang tubuhnya, yang mana orang menyebutnya screwworm. Larva menggali ke dalam daging melalui luka. Di sana, mereka makan daging inang selama beberapa hari sebelum muncul ke luar dan jatuh ke tanah. Larva akan menggali ke dalam tanah dan menjadi kepompong. Hal ini dapat memakan waktu antara satu minggu hingga dua bulan untuk mencapai dewasa.
Ada banyak hewan mikrokopis yang ada di sekitar tubuh kita, di pakaian, sofa, selimut dan benda-benda yang kita gunakan sehari-hari. Hewan-hewan tersebut ada yang bermanfaat bagi kita, tapi tidak sedikit yang berbahaya. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kebersihan.
Belum ada Komentar untuk "5 Parasit yang Hidup di Kulit Manusia"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, saran atau pertanyaan. Komentar Anda akan melalui proses moderasi oleh Admin.