Apakah Hewan Memiliki Emosi?
Jumat, 19 Desember 2014
Tambah Komentar
Ketika Anda tiba di rumah dan disambut oleh hewan peliharaan seperti anjing yang menggonggong atau kucing yang berputar-putar di sela-sela kaki, akan membawa rasa yang berbeda karena tampaknya mereka senang melihat Anda pulang. Ada sejumlah hewan yang dianggap hewan paling pintar di bumi karena kemampuan intelejensi dan daya ingat yang melebihi jenis hewan lainnya. Tapi apakah mereka benar-benar dapat mengekspresikan kebahagiaan? Apakah hewan dapat memiliki emosi seperti layaknya manusia?
Emosi hewan merupakan bahasan yang rumit, tetapi tampaknya ada sejumlah pendapat yang menyatakan bahwa hewan memiliki emosi, meskipun tetap ada skeptis. Perdebatan seputar lingkup emosi hewan berhubungan erat dengan dua komplikasi utama: potensi antropomorfisme (manusia memproyeksikan sifat-sifat mereka sendiri ke hewan, baik disengaja ataupun tidak disengaja) dan kesulitan untuk mempelajari emosi spesies selain manusia.
Sebagian orang percaya dan berpendapat bahwa hewan mampu berbagai emosi, seperti kebahagiaan, kesedihan, empati, kesedihan, rasa ingin tahu, kemarahan, kecemasan dan ketakutan. Jadi, jika ada anjing nakal yang membuat ulah di atas karpet dan menggerogoti sofa mungkin tidak secara aktif berusaha untuk menghakimi pemiliknya yang pergi begitu lama. Tapi mungkin merasa kesepian dan gelisah, dan tidak tahu bagaimana harus bersikap jika dibiarkan sendiri dalam jangka waktu yang lama.
Emosi mungkin telah berevolusi dari kebutuhan sosial, membantu hewan beradaptasi dengan situasi yang berbeda. Hewan yang tumbuh sendirian tidak mempelajari hal-hal sosial yang terlibat dalam bergaul dengan yang lainnya. Mereka akan berinteraksi dengan buruk ketika dipaksa untuk bersosialisasi di kemudian hari.
Selain itu, beberapa orang berasumsi jika Anda membandingkan bagian-bagian dari otak yang berfungsi lebih tinggi dari lainnya ketika orang mengalami emosi yang terletak di dalam cranium (tulang kepala), Anda akan mendapatkan beberapa titik korespondensi yang sesuai. Amigdala adalah salah satu contohnya. Jadi karena otak kita tertanam dengan cara yang sama seperti hewan, teori bahwa hewan memiliki emosi seperti manusia kemungkinan besar benar.
Tetapi jika hewan-hewan, pada kenyataannya merasakan emosi, sampai sejauh mana mereka mengalaminya? Jika bahkan serangga kecil seperti nyamuk mampu berduka, mungkin Anda akan dipenuhi rasa bersalah karena membunuhnya. Gajah, di sisi lain bersama dengan singa laut, angsa, beruang, monyet dan rusa semua menampakkan perasaan terpukul yang disebabkan oleh kematian pasangan yang dicintainya. Lumba-lumba, simpanse, rusa dan tikus dan sejumlah mamalia dan burung yang suka bermain, tampak muncul rasa bahagia ketika melakukannya.
Jadi, apakah benar hewan memiliki emosi? Menurut saya pribadi, hewan terutama sejumlah mamalia memiliki otak yang mirip dengan otak manusia tapi dengan tingkat kecerdasan dan daya ingat yang lebih rendah. Hal ini juga memungkinkan bahwa hewan juga memiliki emosi meskipun tidak setajam emosi manusia.
Emosi hewan merupakan bahasan yang rumit, tetapi tampaknya ada sejumlah pendapat yang menyatakan bahwa hewan memiliki emosi, meskipun tetap ada skeptis. Perdebatan seputar lingkup emosi hewan berhubungan erat dengan dua komplikasi utama: potensi antropomorfisme (manusia memproyeksikan sifat-sifat mereka sendiri ke hewan, baik disengaja ataupun tidak disengaja) dan kesulitan untuk mempelajari emosi spesies selain manusia.
Sebagian orang percaya dan berpendapat bahwa hewan mampu berbagai emosi, seperti kebahagiaan, kesedihan, empati, kesedihan, rasa ingin tahu, kemarahan, kecemasan dan ketakutan. Jadi, jika ada anjing nakal yang membuat ulah di atas karpet dan menggerogoti sofa mungkin tidak secara aktif berusaha untuk menghakimi pemiliknya yang pergi begitu lama. Tapi mungkin merasa kesepian dan gelisah, dan tidak tahu bagaimana harus bersikap jika dibiarkan sendiri dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, beberapa orang berasumsi jika Anda membandingkan bagian-bagian dari otak yang berfungsi lebih tinggi dari lainnya ketika orang mengalami emosi yang terletak di dalam cranium (tulang kepala), Anda akan mendapatkan beberapa titik korespondensi yang sesuai. Amigdala adalah salah satu contohnya. Jadi karena otak kita tertanam dengan cara yang sama seperti hewan, teori bahwa hewan memiliki emosi seperti manusia kemungkinan besar benar.
Tetapi jika hewan-hewan, pada kenyataannya merasakan emosi, sampai sejauh mana mereka mengalaminya? Jika bahkan serangga kecil seperti nyamuk mampu berduka, mungkin Anda akan dipenuhi rasa bersalah karena membunuhnya. Gajah, di sisi lain bersama dengan singa laut, angsa, beruang, monyet dan rusa semua menampakkan perasaan terpukul yang disebabkan oleh kematian pasangan yang dicintainya. Lumba-lumba, simpanse, rusa dan tikus dan sejumlah mamalia dan burung yang suka bermain, tampak muncul rasa bahagia ketika melakukannya.
Jadi, apakah benar hewan memiliki emosi? Menurut saya pribadi, hewan terutama sejumlah mamalia memiliki otak yang mirip dengan otak manusia tapi dengan tingkat kecerdasan dan daya ingat yang lebih rendah. Hal ini juga memungkinkan bahwa hewan juga memiliki emosi meskipun tidak setajam emosi manusia.
Belum ada Komentar untuk "Apakah Hewan Memiliki Emosi?"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, saran atau pertanyaan. Komentar Anda akan melalui proses moderasi oleh Admin.