Apakah Kucing Liar dapat Menyebarkan Penyakit?
Senin, 27 April 2015
Tambah Komentar
Bukan rahasia lagi bahwa banyak orang suka memelihara kucing, ada ribuan kucing menjadi hewan peliharaan, tapi masih banyak juga kucing liar yang bebas berkeliaraan kemana saja. Jika kita memiliki hewan peliharaan, kita pasti merawatnya dengan baik, mulai dari kebersihan, makanan hingga kesehatannya, tapi kucing liar tidak akan mendapatkan perawatan yang sama, yang memungkinkan mereka untuk berkembang biak tanpa batasan dan menyebarkan penyakit menakutkan, termasuk rabies.
Rabies, infeksi virus yang memberikan efek yang sangat fatal, yang menyebar ke manusia melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi. Saat ini kucing merupakan hewan domestik utama yang berhubungan erat dengan penyebaran rabies pada manusia. Jika digigit oleh hewan liar, kita harus menjalani serangkaian suntikan untuk menghasilkan antibodi yang diperlukan untuk bertahan hidup. Sekitar 16% orang yang menjalani perawatan ini adalah mereka yang terkena virus dari kucing.
Sementara itu, vaksinasi yang diberikan kepada kucing peliharaan dapat membantu mencegah penyebaran, tapi dilihat dari sifat vaksinasi pasti sangat sulit untuk memvaksinasi kucing liar. Agar vaksin ini bekerja dengan baik, kucing perlu satu suntikan vaksin ketika masih kecil, suntikan kedua saat mencapai satu tahun pertama, kemudian rutin setiap tiga tahun setelahnya. Menangkap kucing liar yang tersebar kelihatannya sangat tidak mungkin, mengakibatkan banyak kucing rentan terhadap virus.
Mungkin salah satu bahaya yang lebih menakutkan adalah ancaman toxoplasma gondii, yang diketahui satu-satunya parasit yang hanya ditemukan pada kucing. Dalam beberapa penelitian, sebanyak 80% dari tes kucing liar positif memiliki parasit ini.
Parasit toxoplasma gondii ini terletak dalam kotoran kucing, di mana dapat dengan mudah menyebar ke hewan lain dengan mencemari air dan tanah. Rakun, tupai, tikus dan kelinci yang membawa parasit ini dapat mengalami masalah neurologis dan bahkan kematian. Infeksi toxoplasma gondii pada manusia bahkan dapat terjadi bertahun-tahun setelah terjadi kontak dengan parasit dari kucing. Hal ini berarti kucing liar yang berkeliaran di taman bermain di sekitar lingkungan Anda menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bahkan dalam selang waktu yang lama. Anda dapat tertular parasit ini jika Anda menelan air atau tanah yang tercemar, yang dapat terjadi ketika anak-anak sedang bermain di halaman belakang atau kurang bersih dalam mencuci barang-barang dari luar.
Jadi, apa efek toxoplasma gondii pada manusia? Parasit ini dapat memiliki efek buruk pada ibu hamil yang dapat menimbulkan masalah neurologis jangka panjang bagi janin. Hal ini juga terkait dengan kesulitan belajar pada anak-anak, serta skizofrenia dan masalah kesehatan mental lainnya di segala usia.
Meskipun tidak sering kita jumpai, kucing liar juga bisa menularkan penyakit seperti tifus, demam dan bahkan wabah. Jadi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan jalan terbaik bagi kita untuk mencegah berbagai penyakit menyerang tubuh kita.
Rabies, infeksi virus yang memberikan efek yang sangat fatal, yang menyebar ke manusia melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi. Saat ini kucing merupakan hewan domestik utama yang berhubungan erat dengan penyebaran rabies pada manusia. Jika digigit oleh hewan liar, kita harus menjalani serangkaian suntikan untuk menghasilkan antibodi yang diperlukan untuk bertahan hidup. Sekitar 16% orang yang menjalani perawatan ini adalah mereka yang terkena virus dari kucing.
Sementara itu, vaksinasi yang diberikan kepada kucing peliharaan dapat membantu mencegah penyebaran, tapi dilihat dari sifat vaksinasi pasti sangat sulit untuk memvaksinasi kucing liar. Agar vaksin ini bekerja dengan baik, kucing perlu satu suntikan vaksin ketika masih kecil, suntikan kedua saat mencapai satu tahun pertama, kemudian rutin setiap tiga tahun setelahnya. Menangkap kucing liar yang tersebar kelihatannya sangat tidak mungkin, mengakibatkan banyak kucing rentan terhadap virus.
Mungkin salah satu bahaya yang lebih menakutkan adalah ancaman toxoplasma gondii, yang diketahui satu-satunya parasit yang hanya ditemukan pada kucing. Dalam beberapa penelitian, sebanyak 80% dari tes kucing liar positif memiliki parasit ini.
Parasit toxoplasma gondii ini terletak dalam kotoran kucing, di mana dapat dengan mudah menyebar ke hewan lain dengan mencemari air dan tanah. Rakun, tupai, tikus dan kelinci yang membawa parasit ini dapat mengalami masalah neurologis dan bahkan kematian. Infeksi toxoplasma gondii pada manusia bahkan dapat terjadi bertahun-tahun setelah terjadi kontak dengan parasit dari kucing. Hal ini berarti kucing liar yang berkeliaran di taman bermain di sekitar lingkungan Anda menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bahkan dalam selang waktu yang lama. Anda dapat tertular parasit ini jika Anda menelan air atau tanah yang tercemar, yang dapat terjadi ketika anak-anak sedang bermain di halaman belakang atau kurang bersih dalam mencuci barang-barang dari luar.
Jadi, apa efek toxoplasma gondii pada manusia? Parasit ini dapat memiliki efek buruk pada ibu hamil yang dapat menimbulkan masalah neurologis jangka panjang bagi janin. Hal ini juga terkait dengan kesulitan belajar pada anak-anak, serta skizofrenia dan masalah kesehatan mental lainnya di segala usia.
Meskipun tidak sering kita jumpai, kucing liar juga bisa menularkan penyakit seperti tifus, demam dan bahkan wabah. Jadi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan jalan terbaik bagi kita untuk mencegah berbagai penyakit menyerang tubuh kita.
Belum ada Komentar untuk "Apakah Kucing Liar dapat Menyebarkan Penyakit?"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, saran atau pertanyaan. Komentar Anda akan melalui proses moderasi oleh Admin.