Apakah Hewan Bisa Memprediksi Cuaca?
Rabu, 06 Mei 2015
Tambah Komentar
Ketika suasana mendung, biasanya banyak hewan di sekitar rumah terutama hewan peliharaan seperti anjing atau kucing misalnya, mereka cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Apakah benar hewan-hewan dapat memprediksi cuaca atua iklim? Jika benar hewan dapat memprediksi cuaca, kita mungkin akan berhenti menonton acara perkiraan cuaca di televisi dan mulai mengamati perilaku hewan di kebun binatang atau di halaman belakang rumah kita.
Akibat dari perilaku hewan-hewan pasti akan memiliki dampak besar pada kehidupan kita sehari-hari, atau bahkan lebih. Prediksi ini akan sangat bermanfaat selama peristiwa bencana seperti gempa bumi, gelombang pasang, atau bencana alam lainnya yang mempengaruhi hewan.
Kita sering mendengar berita tentang bencana alam beserta para korbannya yang hampir semuanya adalah manusia, hampir tidak ada korban dari hewan (kecuali hewan peliharaan yang terkurung). Dari sini terdapat tanda bahwa hewan tampaknya memiliki sejenis peringatan yang memungkinkan mereka berusaha menyelamatkan diri.
Jika anjing atau kucing peliharaan selalu pulang tepat sebelum hujan, kita mungkin berpikir bahwa hewan dapat memprediksi cuaca. Hal ini mungkin dapat diartikan bahwa hewan bereaksi terhadap sinyal lingkungan tertentu yang menyertai perubahan cuaca, bukannya cuaca itu sendiri.
Pendapat umum bahwa hewan dapat mendeteksi peristiwa-peristiwa tertentu, seperti gempa bumi segera setelah mereka terjadi. Mungkin kemampuan ini tidak akan membuat banyak perubahan untuk orang-orang di lokasi bencana, tapi bisa membantu mereka yang terletak jauh dari pusat bencana.
Detail lain yang patut dicatat adalah bahwa mayoritas peneliti tidak mengklaim hewan memiliki ESP atau indra keenam. Apa yang mereka katakan adalah bahwa hewan menggunakan lebih dari lima indera yang ada, terutama bila dibandingkan dengan manusia. Mari kita lihat bagaimana kelima indera dapat beroperasi secara berbeda dari kita pada hewan tertentu.
Indera yang paling penting adalah pendengaran. Ada beberapa jenis suara yang tidak bisa kita dengar. Pada ujung skala rendah infrasonics, getaran suara bernada rendah pada skala frekuensi hertz jatuh di bawah 20 hertz (Hz). Pada ujung atas adalah suara bernada tinggi, seperti peluit anjing, dimana manusia juga tidak bisa mendengarnya. Manusia biasanya mendengar di kisaran antara 20 dan 20.000 Hz (orang dewasa setengah baya biasanya sudah tidak bisa mendengar di luar 12.000 atau 14.000 Hz). Gajah, umumnya mendengar antara 16 dan 12.000 Hz. Sapi juga mendengar suara di mulai dari 16 Hz, dan dapat terus mendengar hingga ke 40.000 Hz. Contoh elemen yang menghasilkan suara di kisaran infrasonik yang tidak dapat kita dengan salah satunya adalah gelombang gempa bumi dan gelombang laut.
Beberapa peneliti berpendapat hewan tertentu seperti gajah, mendapatkan peringatan gempa lebih awal karena mereka dapat merasakan gelombang listrik di tanah melalui kaki besar mereka. Mereka tidak mendengar suara dan berpikir seperti manusia, tapi mereka merasakan getaran asing dari jauh mengalir masuk yang menakuti mereka dan membuatnya melarikan diri menjauh.
Sebab hewan-hewan, tidak hanya gajah dapat merasakan getaran ini umumnya belum diketahui. Para peneliti memeriksa berbagai organ, bagian tubuh dan rantai saraf berbagai spesies yang mungkin dapat merasakan getaran suara yang tidak bisa dirasakan manusia. Para peneliti mencatat bahwa suara infrasonik menghasilkan kegelisahan dan mual pada manusia. Hewan mungkin menganggap getaran suara ini sebagai sinyal berbahaya dan secara naluri mencari keselamatan.
Apa yang terjadi pada hewan-hewan liar sebelum angin badai datang? Mereka biasa menjauhi sumber suara tersebut. Suara infrasonik bisa menjadi penyebabnya karena badai dan petir menghasilkan gelombang suara pada frekuensi tersebut, tapi juga dipengaruhi oleh perubahan tekann udara dan air.
Biasanya, tekanan ini sedikit berfluktuasi. Hewan sangat peka pada perubahan di luar dengan fluktuasi alami, yang dapat berpengaruh terhadap besar dalam cuaca. Variasi ini dapat memicu mekanisme bertahan hidup pada hewan. Reaksi naluriah hewan adalah untuk mencari perlindungan dalam menghadapi cuaca yang berpotensi bahaya.
Misalnya, kondisi abnormal seperti badai menyebabkan penurunan besar tekanan udara dan tekanan air. Hewan dengan cepat merasakannya dan menganggapnya sebagai pola tertentu yang berbeda sehingga dapat dengan cepat merasakan perubahan ini.
Burung dan lebah juga tampak merasakan perubahan dalam tekanan udara dan secara naluri akan mencari penutup sarang untuk melindungi diri. Burung juga menggunakan kemampuannya untuk merasakan tekanan udara untuk menentukan kapan waktu yang aman untuk berpindah tempat.
Kesimpulannya, perilaku hewan ini mungkin tidak membuktikan semua yang dibutuhkan manusia. Hewan sering menunjukkan perubahan perilaku, dan tidak ada cara praktis mengartikan apakah perubahan perilaku terkait dengan bencana alam yang akan datang atau hanya reaksi terhadap sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan.
Selain itu, ada perbedaan antara spesies serta individu dari spesies yang sama mengenai sensitivitas mereka terhadap perubahan cuaca. Beberapa hewan mungkin bisa memprediksi cuaca dengan baik, individu lainnya dari spesies yang sama mungkin tidak mendapatkan indra sekuat hewan tersebut. Tapi paling tidak, kita bisa memperhatikan perilaku umum dari hewan yang menghindari bahaya, seperti hariamau liar yang turun gunung karena akan meletus, burung-burung terbang ke utara karena ada badai dari arah selatan, dan tanda-tanda lainnya.
Akibat dari perilaku hewan-hewan pasti akan memiliki dampak besar pada kehidupan kita sehari-hari, atau bahkan lebih. Prediksi ini akan sangat bermanfaat selama peristiwa bencana seperti gempa bumi, gelombang pasang, atau bencana alam lainnya yang mempengaruhi hewan.
Kita sering mendengar berita tentang bencana alam beserta para korbannya yang hampir semuanya adalah manusia, hampir tidak ada korban dari hewan (kecuali hewan peliharaan yang terkurung). Dari sini terdapat tanda bahwa hewan tampaknya memiliki sejenis peringatan yang memungkinkan mereka berusaha menyelamatkan diri.
Jika anjing atau kucing peliharaan selalu pulang tepat sebelum hujan, kita mungkin berpikir bahwa hewan dapat memprediksi cuaca. Hal ini mungkin dapat diartikan bahwa hewan bereaksi terhadap sinyal lingkungan tertentu yang menyertai perubahan cuaca, bukannya cuaca itu sendiri.
Pendapat umum bahwa hewan dapat mendeteksi peristiwa-peristiwa tertentu, seperti gempa bumi segera setelah mereka terjadi. Mungkin kemampuan ini tidak akan membuat banyak perubahan untuk orang-orang di lokasi bencana, tapi bisa membantu mereka yang terletak jauh dari pusat bencana.
Detail lain yang patut dicatat adalah bahwa mayoritas peneliti tidak mengklaim hewan memiliki ESP atau indra keenam. Apa yang mereka katakan adalah bahwa hewan menggunakan lebih dari lima indera yang ada, terutama bila dibandingkan dengan manusia. Mari kita lihat bagaimana kelima indera dapat beroperasi secara berbeda dari kita pada hewan tertentu.
Indera yang paling penting adalah pendengaran. Ada beberapa jenis suara yang tidak bisa kita dengar. Pada ujung skala rendah infrasonics, getaran suara bernada rendah pada skala frekuensi hertz jatuh di bawah 20 hertz (Hz). Pada ujung atas adalah suara bernada tinggi, seperti peluit anjing, dimana manusia juga tidak bisa mendengarnya. Manusia biasanya mendengar di kisaran antara 20 dan 20.000 Hz (orang dewasa setengah baya biasanya sudah tidak bisa mendengar di luar 12.000 atau 14.000 Hz). Gajah, umumnya mendengar antara 16 dan 12.000 Hz. Sapi juga mendengar suara di mulai dari 16 Hz, dan dapat terus mendengar hingga ke 40.000 Hz. Contoh elemen yang menghasilkan suara di kisaran infrasonik yang tidak dapat kita dengan salah satunya adalah gelombang gempa bumi dan gelombang laut.
Beberapa peneliti berpendapat hewan tertentu seperti gajah, mendapatkan peringatan gempa lebih awal karena mereka dapat merasakan gelombang listrik di tanah melalui kaki besar mereka. Mereka tidak mendengar suara dan berpikir seperti manusia, tapi mereka merasakan getaran asing dari jauh mengalir masuk yang menakuti mereka dan membuatnya melarikan diri menjauh.
Sebab hewan-hewan, tidak hanya gajah dapat merasakan getaran ini umumnya belum diketahui. Para peneliti memeriksa berbagai organ, bagian tubuh dan rantai saraf berbagai spesies yang mungkin dapat merasakan getaran suara yang tidak bisa dirasakan manusia. Para peneliti mencatat bahwa suara infrasonik menghasilkan kegelisahan dan mual pada manusia. Hewan mungkin menganggap getaran suara ini sebagai sinyal berbahaya dan secara naluri mencari keselamatan.
Apa yang terjadi pada hewan-hewan liar sebelum angin badai datang? Mereka biasa menjauhi sumber suara tersebut. Suara infrasonik bisa menjadi penyebabnya karena badai dan petir menghasilkan gelombang suara pada frekuensi tersebut, tapi juga dipengaruhi oleh perubahan tekann udara dan air.
Biasanya, tekanan ini sedikit berfluktuasi. Hewan sangat peka pada perubahan di luar dengan fluktuasi alami, yang dapat berpengaruh terhadap besar dalam cuaca. Variasi ini dapat memicu mekanisme bertahan hidup pada hewan. Reaksi naluriah hewan adalah untuk mencari perlindungan dalam menghadapi cuaca yang berpotensi bahaya.
Misalnya, kondisi abnormal seperti badai menyebabkan penurunan besar tekanan udara dan tekanan air. Hewan dengan cepat merasakannya dan menganggapnya sebagai pola tertentu yang berbeda sehingga dapat dengan cepat merasakan perubahan ini.
Burung dan lebah juga tampak merasakan perubahan dalam tekanan udara dan secara naluri akan mencari penutup sarang untuk melindungi diri. Burung juga menggunakan kemampuannya untuk merasakan tekanan udara untuk menentukan kapan waktu yang aman untuk berpindah tempat.
Kesimpulannya, perilaku hewan ini mungkin tidak membuktikan semua yang dibutuhkan manusia. Hewan sering menunjukkan perubahan perilaku, dan tidak ada cara praktis mengartikan apakah perubahan perilaku terkait dengan bencana alam yang akan datang atau hanya reaksi terhadap sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan.
Selain itu, ada perbedaan antara spesies serta individu dari spesies yang sama mengenai sensitivitas mereka terhadap perubahan cuaca. Beberapa hewan mungkin bisa memprediksi cuaca dengan baik, individu lainnya dari spesies yang sama mungkin tidak mendapatkan indra sekuat hewan tersebut. Tapi paling tidak, kita bisa memperhatikan perilaku umum dari hewan yang menghindari bahaya, seperti hariamau liar yang turun gunung karena akan meletus, burung-burung terbang ke utara karena ada badai dari arah selatan, dan tanda-tanda lainnya.
Belum ada Komentar untuk "Apakah Hewan Bisa Memprediksi Cuaca?"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, saran atau pertanyaan. Komentar Anda akan melalui proses moderasi oleh Admin.