Cara Kerja Pistol Revolver
Kamis, 27 November 2014
Tambah Komentar
Pada tahun 1830, ketika berumur 16 tahun, Samuel Colt meninggalkan rumah dan bekerja di sebuah kapal dagang menuju India. Dalam waktu luangnya, ia bermain-main dengan desain semacam pistol, salah satu benda yang bisa ditembakkan berulang kali tanpa mengisi ulang. Ketika sejumlah senjata isi ulang sudah dikembangkan, tapi tidak satupun digunakan oleh masyarakat, terutama karena terlalu rumit dan membutuhkan perhatian khusus. Inilah awal terlahirnya pistol revolver.
Terinspirasi oleh mekanisme penggulung di kapal, Colt mengembangkan amunisi silinder sederhana yang dapat bergulir. Awalnya, orang-orang tidak terlalu terkesan dengan senjata baru tersebut, tetapi ketika tahun 1850-an perusahaan Colt mampu menikmati kesuksesan fenomenal. Pada tahun 1856, ia harus memproduksi hingga 150 senjata sehari untuk memenuhi permintaan pasar.
Sangat sederhana, senjata yang sangat handal memiliki efek mendalam pada kehidupan di barat dan kemudian berkembang di seluruh dunia. Berbekal pistol, siapa pun bisa membunuh orang lain dalam hitungan detik. Perang, kejahatan, penegakan hukum dan bahkan argumen sehari-hari yang dianggap sebagai unsur mematikan baru.
Prinsip operasi dasar pistol revolver sangat menarik sehingga tetap menjadi senjata populer setelah lebih dari 150 tahun di pasar. Sebelum adanya pistol revolver sebelumnya juga sudah ada beberapa senjata yang mendahuluinya.
Prinsip Dasar dan Sejarah
Hampir setiap senjata didasarkan pada konsep sederhana yang sama: Anda menerapkan tekanan ledakan di belakang proyektil untuk memberikan tenaga dorong. Aplikasi awal dan paling sederhana dari ide ini adalah meriam.
Sebuah meriam hanyalah tabung logam dengan satu ujung tertutup dan satu ujung terbuka. Bagian tertutup memiliki lubang kecil dengan sumbu. Untuk memuat meriam, tuangkan bubuk mesiu (campuran arang, sulfur dan kalium nitrat) ke dalamnya dan kemudian memasukkan meriam. Mesiu dan meriam berd di dalam secara berurutan. Untuk mempersiapkan tembakan, masukkan sumbu panjang dari bahan yang mudah terbakar melalui lubang kecil sehingga mencapai ke bubuk mesiu. Bakar sumbu tersebut hingga akhirnya mencapai bubuk mesiu.
Ketika Anda menyalakan mesiu, akan terbakar dengan cepat, menghasilkan banyak gas panas dalam prosesnya. Gas panas memiliki tekanan lebih besar pada sisi bubuk meriam daripada udara di atmosfer di sisi lain. Hal ini akan mendorong meriam dengan kecepatan tinggi.
Senjata genggam pertama pada dasarnya adalah miniatur meriam. Anda memasukkan beberapa mesiu dan bola baja dan menyalakan sumbu. Akhirnya, teknologi ini memberikan cara untuk memicu senjata.
Pistol Modern
Pistol revolver pertama menggunakan mesiu, bola dan cap (topi). Penembak dapat mengisi setiap enam ruang dalam silinder dengan bubuk mesiu dan proyektil. Karena prosedur pengisian peluru mrmbutuhkan waktu, penembak bisa memiliki enam putaran penuh tanpa isi ulang.
Pada 1870-an, model ini digantikan oleh revolver yang menggunakan satu set catridge peluru bukan mesiu dan cap. Cartridge ini adalah kombinasi dari sebuah proyektil (peluru), sebuah propelan (mesiu, atau bahan bakar lainnya) dan primer (cap bahan peledak), semua disatukan menjadi satu paket logam seperti peluru yang kita tahu saat ini.
Dalam pistol revolver modern, peluru dimasukkan ke enam tempat, yang masing-masing dapat diposisikan di depan laras pistol. Sebuah pegas pemukul diposisikan di sisi lain dari silinder, sejalan dengan laras. Ide dasar dari pistol adalah ketika palu kembali ke posisinya, juga memposisikan peluru baru di antara palu dan laras dan kemudian melepaskan palu dengan menarik pemicu. Ketika palu ke depan sehingga memikul catridge peluru yang meledakkan isinya dan memicu propelan, akhirnya tenaga ledakan akan mendorong peluru ke laras.
Bagian dalam laras memiliki permukaan dengan alur spiral, yang membuat peluru berputar untuk memberikan stabilitas. Semakin panjang laras akan meningkatkan stabilitas, karena peluru akan berputar lebih lama.
Pada pistol revolver awal, penembak harus menarik palu kembali ke posisi semula sebelum dapat digunakan untuk menembak lagi dan kemudian menarik pelatuk untuk melepaskan palu. Dalam revolver modern, hanya dengan menarik pelatuk akan membuat palu mundur kembali ke posisi semula dan kemudian melepaskannya.
Dalam revolver double-action, penembak dapat menarik pelatuk secara manual atau menunggu hingga palu kembali secara otomatis. Keuntungan dari menarik manual dapat memudahkan pemicu bergerak lebih lancar ketika menembak.
Seorang penembak dapat memuat enam tembakan pada satu waktu dan hanya perlu menarik pelatuk. Tapi revolver tampak sangat terbatas di samping teknologi baru: Penembak harus menarik pelatuk untuk setiap tembakan dan berhenti untuk reload secara teratur. Di medan perang, pistol revolver ini kemungkinan masih kalah dengan senjata otomatis modern.
Popularitas abadi revolver adalah karena kesederhanaan desain. Semuanya sistem dapat berjalan bersama-sama dengan baik sehingga senjata ini sangat jarang macet. Dan karena dibuat dengan jumlah yang relatif kecil tiap bagian, harga produksinya relatif murah. Untuk penggunaan keamanan perorangan adalah pilihan yang ideal, tapi tentu saja harus mendapat ijin dari pemerintah.
Terinspirasi oleh mekanisme penggulung di kapal, Colt mengembangkan amunisi silinder sederhana yang dapat bergulir. Awalnya, orang-orang tidak terlalu terkesan dengan senjata baru tersebut, tetapi ketika tahun 1850-an perusahaan Colt mampu menikmati kesuksesan fenomenal. Pada tahun 1856, ia harus memproduksi hingga 150 senjata sehari untuk memenuhi permintaan pasar.
Sangat sederhana, senjata yang sangat handal memiliki efek mendalam pada kehidupan di barat dan kemudian berkembang di seluruh dunia. Berbekal pistol, siapa pun bisa membunuh orang lain dalam hitungan detik. Perang, kejahatan, penegakan hukum dan bahkan argumen sehari-hari yang dianggap sebagai unsur mematikan baru.
Prinsip operasi dasar pistol revolver sangat menarik sehingga tetap menjadi senjata populer setelah lebih dari 150 tahun di pasar. Sebelum adanya pistol revolver sebelumnya juga sudah ada beberapa senjata yang mendahuluinya.
Prinsip Dasar dan Sejarah
Hampir setiap senjata didasarkan pada konsep sederhana yang sama: Anda menerapkan tekanan ledakan di belakang proyektil untuk memberikan tenaga dorong. Aplikasi awal dan paling sederhana dari ide ini adalah meriam.
Sebuah meriam hanyalah tabung logam dengan satu ujung tertutup dan satu ujung terbuka. Bagian tertutup memiliki lubang kecil dengan sumbu. Untuk memuat meriam, tuangkan bubuk mesiu (campuran arang, sulfur dan kalium nitrat) ke dalamnya dan kemudian memasukkan meriam. Mesiu dan meriam berd di dalam secara berurutan. Untuk mempersiapkan tembakan, masukkan sumbu panjang dari bahan yang mudah terbakar melalui lubang kecil sehingga mencapai ke bubuk mesiu. Bakar sumbu tersebut hingga akhirnya mencapai bubuk mesiu.
Ketika Anda menyalakan mesiu, akan terbakar dengan cepat, menghasilkan banyak gas panas dalam prosesnya. Gas panas memiliki tekanan lebih besar pada sisi bubuk meriam daripada udara di atmosfer di sisi lain. Hal ini akan mendorong meriam dengan kecepatan tinggi.
Senjata genggam pertama pada dasarnya adalah miniatur meriam. Anda memasukkan beberapa mesiu dan bola baja dan menyalakan sumbu. Akhirnya, teknologi ini memberikan cara untuk memicu senjata.
Pistol Modern
Pistol revolver pertama menggunakan mesiu, bola dan cap (topi). Penembak dapat mengisi setiap enam ruang dalam silinder dengan bubuk mesiu dan proyektil. Karena prosedur pengisian peluru mrmbutuhkan waktu, penembak bisa memiliki enam putaran penuh tanpa isi ulang.
Pada 1870-an, model ini digantikan oleh revolver yang menggunakan satu set catridge peluru bukan mesiu dan cap. Cartridge ini adalah kombinasi dari sebuah proyektil (peluru), sebuah propelan (mesiu, atau bahan bakar lainnya) dan primer (cap bahan peledak), semua disatukan menjadi satu paket logam seperti peluru yang kita tahu saat ini.
Dalam pistol revolver modern, peluru dimasukkan ke enam tempat, yang masing-masing dapat diposisikan di depan laras pistol. Sebuah pegas pemukul diposisikan di sisi lain dari silinder, sejalan dengan laras. Ide dasar dari pistol adalah ketika palu kembali ke posisinya, juga memposisikan peluru baru di antara palu dan laras dan kemudian melepaskan palu dengan menarik pemicu. Ketika palu ke depan sehingga memikul catridge peluru yang meledakkan isinya dan memicu propelan, akhirnya tenaga ledakan akan mendorong peluru ke laras.
Bagian dalam laras memiliki permukaan dengan alur spiral, yang membuat peluru berputar untuk memberikan stabilitas. Semakin panjang laras akan meningkatkan stabilitas, karena peluru akan berputar lebih lama.
Pada pistol revolver awal, penembak harus menarik palu kembali ke posisi semula sebelum dapat digunakan untuk menembak lagi dan kemudian menarik pelatuk untuk melepaskan palu. Dalam revolver modern, hanya dengan menarik pelatuk akan membuat palu mundur kembali ke posisi semula dan kemudian melepaskannya.
Dalam revolver double-action, penembak dapat menarik pelatuk secara manual atau menunggu hingga palu kembali secara otomatis. Keuntungan dari menarik manual dapat memudahkan pemicu bergerak lebih lancar ketika menembak.
Seorang penembak dapat memuat enam tembakan pada satu waktu dan hanya perlu menarik pelatuk. Tapi revolver tampak sangat terbatas di samping teknologi baru: Penembak harus menarik pelatuk untuk setiap tembakan dan berhenti untuk reload secara teratur. Di medan perang, pistol revolver ini kemungkinan masih kalah dengan senjata otomatis modern.
Popularitas abadi revolver adalah karena kesederhanaan desain. Semuanya sistem dapat berjalan bersama-sama dengan baik sehingga senjata ini sangat jarang macet. Dan karena dibuat dengan jumlah yang relatif kecil tiap bagian, harga produksinya relatif murah. Untuk penggunaan keamanan perorangan adalah pilihan yang ideal, tapi tentu saja harus mendapat ijin dari pemerintah.
Belum ada Komentar untuk "Cara Kerja Pistol Revolver"
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, saran atau pertanyaan. Komentar Anda akan melalui proses moderasi oleh Admin.